Jumat, 18 Januari 2013

Kota Tua : Menilik Sejarah di Jakarta





Jakarta, ibu kota Indonesia (anak sd juga tau). Liburan ke Jakarta, jangan hanya shopping atau main ke Dufan aja. Jakarta juga punya tempat yang dikonsentrasikan untuk budaya, selain Taman Mini Indonesia Indah, dia adalah Kota Tua.

kantor gubernur di masa 'itu' - sekarang Museum Fatahillah
Kota Tua merupakan suatu kompleks bangunan peninggalan era Belanda, mulai dari kantor Gubernur, museum wayang, sampai beberapa pub/cafe yang sepertinya masih aktif. Pun, banyak pedagang kaki lima yang berjualan di sini, mulai dari es lilin, soto betawi, sampai kerak telor, komplit dijajakan di sini.

banyak kaki lima yg meramaikan


Selain itu di Kota Tua ini disediakan Sepeda Onthel modern yang di sewakan untuk sekedar berkeliling atau untuk tur ke wilayah sekitar Kota Tua. Paket Tur termasuk guide, waktu tahun 2009 dihargai kalau gak salah inget 30.000- sudah termasuk 1 sepeda dan bisa digunakan berdua. Wilayah yang dijelajahi antara lain Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum Bahari, Menara Syah Bandar, Jembatan Tarik Kota Intan dan area di sekitar Toko Merah. Sepanjang perjalanan, bapak guide nya tanpa henti menjelaskan sejarah dan dengan senang hati pula mengambil gambar kita. Top Pokoknya. Cerita selanjutnya biar gambar yang bicara ya :D

lets bike around the town!

Minggu, 06 Januari 2013

Pantai Pok Tunggal


Pantai Pok Tunggal, (masih) di jejeran pesisir pantai Wonosari, Gunung kidul, Yogyakarta. Letaknya tak jauh dari golongan pantai wonosari lain yang terkenal lebih dulu seperti Indrayanti, Drini, dll. Pantai ini merupakan pantai yang baru di kelola, namun sudah cukup ramai dikunjungi (khususnya hari libur). Kontur pantainya kurang lebih sama seperti indrayanti dan pantai sepanjang. Pasirnya masih putih, dengan bibir pantai dibatasi oleh karang didasarnya. Pantai ini memiliki ke-khas-an berupa satu pohon rindang yang ada di pinggir pantai




Karena masih golongan pantai yang baru ditemukan, awalnya, saya mengira Pantai Pok Tunggal masih sepi pengunjung kala liburan tahun baru tapi prediksi saya meleset rupanya, ternyata pantai ini sudah demikian tenarnya, dilihat dari luar nampaknya sepi namun ketika sudah berada didalam.. ramainyaa.. gak kalah sama pasar ikan !


Fasilitas yang sudah ada di pantai ini cukup banyak seperti kamar mandi, toko kelontong yang menjual makanan ringan dan aksesoris pantai, ada sewa payung, tikar dan tenda juga. Dari info pemilik sewa tenda, harga sewa payung berkisar antara 15 ribu - 25 ribu, sedangkan sewa tenda kecil 85 ribu dan tenda besar 135 ribu. Sewa tikar lain lagi harganya berkisar 5 ribu - 10 ribu. Panas terik di siang hari berhasil melariskan dagangan mereka.

Sayangnya, akses menuju pantai ini masih kurang lebar dan dalam kondisi belum bagus, jalan masuk = jalan keluar, jalannya sempit untuk kendaraan roda empat, jadi kalo papasan mobil sama mobil, salah satu harus mengalah, belum lagi kalo ternyata belokan dan jalannya gak muat.. grrrr... maju mundur mepet sana sini biar bisa lewat

1 km pertama masuk ke pok tunggal dari jalan utama masih berupa cor blok, sampai di tengah jalan mulai lah jalan tanah berbatu, mesti hati-hati lewat sini, apalagi kalau hujan pasti licin, sampai di ujung jalan baru cor blok lagi. Ada 2 area parkir di pantai ini, area parkir atas dan parkir bawah di dekat pantai. Kalau dateng pas wiken dan pakai mobil, sangat direkomendasikan untuk parkir di atas, tak apalah jalan agak jauh sedikit, daripada pusing mikirin jalan yang sempit.