Minggu, 17 Maret 2019

Lauterbrunnen, desa indah di balik lembah

Setelah stay 2 malam di Grindelwald, tujuan kami selanjutnya adalah Munich, jerman. Tapi sebelum turun gunung, kami memutuskan untuk kembali ke Interlaken lewat Kleine Scheidegg dan Lauterbrunnen (via Wengen), karena konon pemandangan kereta jalur wengen-lauterbrunnen itu 'a must see' jadi mari kita buktikan.

Fyi, rute kami hari itu adalah Grindelwald - Kleine Scheidegg - Wengen - Lauterbrunnen - Interlaken Ost - Zurich (utk kemudian lanjut kereta ke jerman). Sebenarnya dari Grindelwald bisa langsung ke interlaken ost tapi sayang kan kl lauterbrunnen yg masih 1 wilayah dilewatkan. Yah, meski jd agak extra beli tiket transportnya, kan mumpung udah di sini 🙈


Pagi itu kami di antar oleh bapak pemilik rumah chalet yang kami tempati, ke stasiun Grindelwald Grund. Cuacanya sedikit mendung dan gerimis menambah tingkat kedinginan, brr sampe2 keluar uap dari mulut waktu bicara. Setelah beli tiket menuju Kleine Scheidegg seharga (sudah dipotong 25% krn punya Eurail Pass) sy lihat2 souvenir magnet utk koleksi tapi harganya mahaall bgt 😅 termurah 10CHF, dan ternyata harganya emang sama mahal nya mau di gunung mo di kota. Jadi kl pas lg di atas mau beli tempelan magnet unik mending beli aja, krn kl di kota gak banyak juga variasinya. Sy nyesel gak beli pas di atas.

Letak kleine scheidegg lebih tinggi daripada Grindelwald, jadi selama perjalanan kereta terus naik. Kleine Scheidegg, adalah perhentian bagi yg mau lanjut ke Jungfraujoch (Top of europe, titik tertinggi eropa tempat nya salju apapun musimnya). Di sana juga ada titik utk hiking, dan bisa juga mendaki dari grindelwald ke kleine scheidegg. Tiket kereta dari kleine scheidegg ke Jungfraujoch cukup mahal ... chf. Rata2 turis banyak yang turun dan ganti kereta menuju jungfraujoch. Kami memutuskan tidak naik ke sana karena harus lanjut ke jerman sorenya, gak bakal sempat. Jadi cuma liat2 sekitar stasiun aja, itupun suhu udah dingin banget karena altitude jg bertambah, gak kuat lama2 diluar. Brrr. Kami langsung masuk ke toko souvenir aja sambil liat2 + angetin badan.

Kleine scheidegg

Kleine scheidegg station & train to Jungfraujoch

Berasa deket ama saljuu


Beli tiket menuju Lauterbrunnen (via Wengen). Tak banyak orang di gerbong waktu kami naik dari Kleine Scheidegg. Dari titik ini,kereta mulai berjalan turun, matahari mulai keluar dan cuaca tiba2 cerah dengan langit yang biru. Kita duduk di sisi kiri, deretan punggung gunung mulai hilang saat mulai masuk desa Wengen. Dan dari sini mulai banyak turis yg naik kereta menuju Lauterbrunen. 


Bye Grindelwald


Gerbong masih sepi

Masuk Lauterbrunen, pemandangan desa mulai tampak. Bedanya, kl di grindelwald di atas gunung dgn banyak view gunung yg indah, maka Lauterbrunnen letaknya di antara lembah-lembah cantik dengan air terjun yg menghiasi ceruk lembah. Sedangkan Wengen, di lereng antara gunung dan lembah. 


Menuju Wengen

Perjalanan dari Wengen ke Lauterbrunen ternyata memang bener cantik, kl gak sempet mampir turun, kita lewat aja pake kereta pemandangannya udah memanjakan mata 😭. Kenapa swiss sebegitu cantiknya sih??!


Wengen to Lauterbrunnen

Kurasa ingin guling2

Lauterbrunnen dari kereta aja udah begini

Kami menyempatkan turun sebentar di Lauterbrunnen utk melihat Staubach Fall yg legend itu. Yah sejenis paradise fall di film UP itu lah. Dan katanya lauterbrunnen adalah rumah dari 70an air terjun yang serupa.

Staubach Fall dari kejauhan
Kuburan dgn view terindah kyknya

Lovely 😍

Setelah cukup puas, kami kembali lagi ke stasiun dan beli tiket menuju Interlaken Ost, lalu Zurich untuk ambil koper yang kami tinggal di loker stasiun.





Kamis, 07 Maret 2019

Hiking di First dan Lake Bachalpsee, Grindelwald


Pagi hari di akhir Oktober, suhu Grindelwald 0° C, perkiraan cuaca beberapa hari ini cerah, yeay senang sekali karena rencana kami hari ini adalah hiking ke First. Bangun pagi disambut iringan lonceng sapi yang mulai keluar kandang dan view pegunungan, sungguh suatu momen langka yg ntah kapan bisa terulang 




Setelah sarapan dengan masak nasi instan, beberapa lauk vegan yg kami beli di Coop supermarket dan juga Indomie yang sengaja kami bawa dari indo, khusus utk dimakan di cuaca dingin, kami siap untuk berangkat. Malam sebelumnya Diana (host kami) menawarkan utk antar ke stasiun terdekat, tapi krn masih jm8 pagi dan sepertinya belum ada tanda2 dy keluar rumah, kami gak enak mo ketok pintu lalu memutuskan untuk jalan saja ke stasiun sambil lihat2 pemandangan sekitar rumah.

Indomie with a view 😂


Meskipun matahari sudah mulai terlihat, dinginnya lumayan menusuk, kami pakai baju+celana 2lapis biar gak kalah sama angin (maklum lah lemak tipis 😂). Suasananya tenang banget, jarak antar rumah jauh-jauh, rata-rata pada punya halaman sebesar lapangan voli, dan mungkin kl pas winter bisa jadi tempat sleding ski karena kontur tanahnya yang berbukit.
View depan rumah



Gang disekitar rumah






Jalan desa

Railway


Karena letak rumah kami di atas bukit, kami tinggal berjalan turun saja ke stasiun terdekat (Grindelwald Grund) tapi krn ada pengaspalan jalan, jalan pintas menuju stasiun jadi di tutup sedangkan jalur regulernya lumayan jauh. Akhirnya kita cegat bus di bus stop di ujung gang (Engelhaus) dan minta berhenti di Stasiun Grindelwald- First Bahn. Tiketnya beli sama supir bus.

Hanya ada 1 cara menuju First dari Grindelwald, yaitu menggunakan kereta gantung. Sampai di stasiunnya, kami langsung beli tiket PP, dan karena punya Eurail Pass jadi dapet diskon 25%  mayaann. Sebenarnya boleh aja gak beli PP, terutama bagi yg mau nyoba turun dari First pake mountain bike, trottibike (sejenis sepeda scooter), mountain bike bahkan paralayang ! Tapi itu semua masuk aktivitas tambahan yg harus bayar lagi diluar ongkos kereta gantung. 

Inside gondola

Waktu tempuh naik gondola ke ujung first sekitar 1jam, kita bisa langsung naik di gondola yg terus berjalan, tanpa harus nunggu penuh, jadi kl mau naik sendirian jg bolehh. Gondola akan singgah di beberapa tempat sebelum First, salah satunya Bort (area aktivitas selain hiking). Bagi yg mau main scooter bisa turun dl di Bort. Tapi kl yg mau lanjut ke first tetep stay. Actually kereta gak bener2 berhenti tapi cuma jalan pelan dan pintu otomatis terbuka, penumpang yg mau turun harus siap2 lompat. Ohiy perhatikan jadwal akhir operasional gondola, jgn sampe keasikan di atas terus pas balik udah gak ada kereta lagi.
Gondola

Sampai di First station, tujuan awal adalah menyusuri jembatan First Cliff Walk by Tissot, jembatan yg sengaja dibuat menyusuri tebing tinggi yg terjal, dengan ujung jembatannya ada spot foto dengan latar belakang 3 big alp mountain (eiger, jungfrau, monch). Di tebing ini ada jg restoran buffet dan kursi utk istirahat. Belakangan saya tau, tnyata ada penginapan jg di situ. Jadi kl kemalaman atau sengaja mau stay biar bisa liat sunrise/sunset di atas gunung bisa bgt nginap di situ 😍 (someday will do this lah). 


First Cliff Walk by Tissot


Jembatan di tebing curam



Setelah puas baru kemudian kami mulai hiking ke Lake Bachalpsee! By the way, kategori hikingnya ringan kok. Gak perlu keahlian dan peralatan khusus, yg perlu cuma tenaga, ama makan minum aajah. Dari informasinya, hiking pulang pergi memakan waktu 2jam dengan jarak tempuh total 12km dan tingkat ketinggian dari 2150 mdpl-2300 mdpl. Sepanjang jalan banyak juga kakek nenek yg masih smangat hiking, dan seprtinya Grindelwald populer di kalangan turis korsel, kyknya 50% wajah asing di dominasi oppa-oeni ini, sisanya sedikit ketemu turis malay, dan kebetulan juga ketemu 2 grup rombongan indonesia pas di First (tp bukan d jalur hiking). Seneng deh ngobrol2 ketemu orang indo juga, kami sempet di sangka mahasiswa yg lagi kuliah di yurop hahaaa. Amiinin ajaa yaa buukk pakk.

Lanjut cerita hikingnya yaaa.. selain jalan kaki, bagi yang mau uji kekuatan betis dan dengkul ke Lake Bachalpsee bisa juga pake sepeda gunung! Jalurnya beberapa dibedain sama pejalan kaki terutama yg sempit2. View sepanjang jalan tu sepektakulerr bgttttt, rasanya pengen tiap capek berhenti lama liatin gunung dulu, tapi entar ga sampe2 ke danau 😂.  Cape ga? Menurut saya yg jarang olahraga si cukup capee 🤣 apalagi oksigen tipis dan suhu dingin jadi lumayan dh ngos2an. 
Break! Kalah ma opa2 😂

view along the way to/from Lake Bachalpsee


puncak mt Eiger

Dan inilah view Lake Bachalpsee itu...





Mirip ranu kumbolo yaa 😆
We did it !


Kami istirahat sambil makan makanan yg kami bawa di tas, ada toilet jg di sana. Kl niat hiking lagi, di atas puncak ada penginapan lho, jadi besok bisa lanjut hiking pake jalur berbeda atau turun lewat jalur yang sama. Mau camping? Bisa jugaa.. tapi liat2 suhunya yaa, kl lg ekstrim serem juga. 


Lovely view
Udah kyk cover album era 90an 😂

Ini kyk foto film drama korea 😂

Perjalanan kembali rasanya lebih cepat drpd pas berangkat, rasanya masih pengen lama2 di sini, viewnya keren bangett 😍. Pas mau turun, kami sempet di tawarin paralayang tapi gak tanya harganya karena udah pasti lah mahalny 🤣. Dan seperti yg saya bilang sebelumnya, di sini ada aktivitas selain hiking jadi buat yg gak hobi hiking boleh dicoba. Misal setelah ke Cliff Walk, dari st. First mau turun ke Grindelwald via Bort, selain pake gondola bisa pakai scooter, mountai cart atau paralayang dengan bayar ekstra lagi. Kl kami udah lelah abis hiking, udah sore juga jadi kami tetep naik gondola aja utk balik ke Grindelwald


Paralayang!


Sepedaan nih.





Sore kami putuskan utk istirahat d rumah, leyeh2 sambil liat view gunung. Oiya sebelum balik, kami belanja cemilan+bahan makanan lagi di Coop Supermarket (chain supermarket di eropa) deket st grindelwald. Fyi kl di italy & swiss, Coop ini saingan ama Migross perihal lengkap dan murahnya, tapi coop imho lebih menang si. 

Dari grindelwald ke rumah, kami mau naik taksi lagi, coba hub no telp taxi yg tadi malem anter, eh call servicenya pake bahasa jerman, ga ngerti. Kita tunggu sebentar dan ketemu lagi sama taxi semalem, ibu2 yg tnyata sekaligus pemilik perusahaan taxi bareng suaminya. Jd si ibu ini rutin tiap 20 mnit keliling bolak balik stasiun gt. Oya, Kenapa naik taxi? Krn kl di itung2 bertiga jatohnya jadi lebih murah/sama aja di banding naik kereta ke stasiun terdekat dari rumah. Note : disini gak ada uber/aplikasi taksi online yaa, soalnya grindelwald itu desa kecil jadi penduduknya ya itu-itu aja, makanya taksi juga gak banyak ada, tapi biasanya pasti muncul tiap berapa menit sekali.


Good night 
Bagi kalian pecinta keindahan alam, kl ada rezeki wajib bgt ke desa-desa swiss, salah satunya Grindelwald. Cobain hiking deh, terus nginepnya di rumah kayu/ chalet khas swiss, this would be one of the best experience in your life! Karena kebanyakan wisatawan indo, ke desa ini cuma lewat doang, sebelum ke Jungfraujoch (puncak tertinggi eropa). Selain First, banyak juga tempat2 hiking lain di area  ini seperti Mannlichen  yang tadinya juga kita mau visit, tapi sayangnya akhir oktober udah stop operasional kereta gantung kesana. Kl mau coba perosotan puanjangg (toboggan run) dngn view swiss alps ada jg nama tempatnya Pfinggsteg yg juga udah close pas akhir oktober kita kesana (menjelang winter banyak yg tutup, mungkin antisipasi cuaca buruk).

Ada baiknya pas rencanain itinerary, cari Informasi tentang area Jungfrau, harga tiket, aktivitas, tempat2 yg bisa dikunjungi, sampai jadwal operasional transport di web https://www.jungfrau.ch/en-gb/ lengkap banget !!


Informasi berguna:
- tiket kereta gantung Grindelwald(First) - First : two way pulang pergi (hrga sudah diskon 25% krn punya Eurail Pass) : 45chf
- link rumah chalet tempat kita stay http://www.booking.com/Share-EUCLx1
- no telp taxi di grindelwald 

Rumah "kita" feat Eiger


Makan ala vegan, saos sambel indo adalah koentji