Rabu, 06 Februari 2019

Zurich, ramai tapi tak bersuara

Zurich, kerap lebih sering terdengar daripada Bern, ibukota swiss. Mungkin karena kota ini sering jadi tempat transit wisatawan dari dan yang akan menuju Jerman atau Italy. Kota ini merupakan kota dengan penduduk terpadat di swiss. 

Sekitar pukul setengah delapan malam itu, Zurich, kota pertama di swiss yang kami singgahi. Karena hanya menginap semalam, kami berencana untuk menitipkan bagasi di loker zurich hauftbahnhof (central station). Kami pun cukup tercengang dengan perbedaan harga di kota ini mulai dari fasilitas, makanan, sampai barang-barang kecil seperti souvenir. Benar rupanya kalau swiss adalah negara dengan biaya hidup yang lebih tinggi dibanding negara eropa lain. Bayangkan, masuk toilet untuk buang air kecil, bisa merogoh kocek 2 CHF, sekitar 30ribu rupiahh! Apalagi kalau numpang mandi, bisa berlipat-lipat harganya. Tarif loker di zurich pun kami dapati yang paling mahal selama perjalanan trip eropa, ukuran lokernya pun gak sebesar di negara lain, jadi impossible untuk share tempat 😂. Tapi daripada ribet bawa2 koper, jadi ya sudah lah ya.

Faktanya, menjadi urutan pertama kepadatan populasi penduduk, tetep aja Zurich sepii menurut saya. Toko-toko rata-rata sudah tutup jam 8 malam, jalanan pun sudah lengang. Jam 9 malam kami sampai di Hostel yang sudah kami book jauh hari sebelumnya, tapi sayang kami gak bisa masuk karena front desknya sudah tak di tempat jadi gak ada yang bukain pintu. Terpaksa harus cari hostel lain, ditengah sedikit kepanikan karena suasana jalanan udah gak begitu ramai, untungnya transportasi masih ada dan kami pun akhirnya dapat hostel bernama Zurich Youth Hostel yang punya 24h front desk. Ya meski cukup jauh dari pusat kota tapi tak apalah, sepanjang perjalanan ke hotel jalanan nya sepii banget, yang kalau di indo mungkin kondisinya seperti jam 12 malam.
Sepinya jalan jam 10 malam

Besoknya jam 9 pagi kami udah siap untuk checkout hostel. Bagusnya hostel ini, ratenya sudah include breakfast (menunya juga cukup komplit dan melimpah) plus staf nya ramah-ramah. Ada yang berkesan di hostel ini, seorang kitchen staff keturunan Afrika dan bertindik, melihat saya yg lagi antri di pantry, tiba2 dia menegur dan dia bilang "masyaallah are you moslem? im moslem too, this is nothing (sambil nunjuk ke tindik2 di telinganya) but deep in my heart im moslem" haha terserah lu deh mas ya. setelah chit chat ringan, kami berpisah. tiba-tiba pas ambil minum dia ngasih saya dan temen saya buah pisang sebagai hadiah. padahal buah gak masuk dalam menu breakfast. Masya allah, baik sekali, sayang saya gak sempet tanya namanya tapi semoga Allah yang bales ya mas hehe.

Pagi yang mendung, dan cukup berangin saat keluar hostel. Dan suasananya pun tetep sunyi, ah mungkin karena di pinggiran ya jadi sepi. Kami pun naik bus+tram menuju pusat kota dan ternyata sudah banyak orang seliweran, tapi tetep saja.... sepii alias gak ada suaranya, semua orang sepertinya bicara dengan volume yang cuma kedengeran orang di sebelahnya. Suasananya tenang bahkan di jalan raya. Yakin deh kalau saya teriak "maliingg" sekali aja pasti semua orang bakal noleh liatin saya haha. Mungkin juga ini weekday jadi gak banyak orang turun ke jalan
Pagi yang tenang


Kami sempat mengunjungi beberapa spot wisata di zurich seperti Fraumunster Church dan area perbelanjaan di Bahnhoftstrasse, juga menyusuri gang-gang yang penuh toko kecil tapi barangnya mahal-mahal. Saya sempat berpikir, ini orang-orang perputaran ekonomi nya gimana ya, perasaan gak banyak orang masuk toko, barangnya juga mahal-mahal tapi tokonya tetep bertahan. Mungkin itu juga penyebab kenapa biaya hidupnya tinggi. Hmm 🤔

Fraumunster church
Shopping alley


Satu hal yang saya cukup sukai, di zurich sepertinya bebas naik bus dan tram kemana aja, tanpa bayar, saya juga bingung soalnya pas naik tram gak ada mesin pembaca tiket, jadi kami hanya beli tiket transport pas malam kita sampai aja setelah itu bodo amat naik turun gak beli tiket. haha mohon jangan ditiru! Karena bisa saja tiba-tiba ada sidak dadakan sama petugas tram, nanti kena denda atau lebih parah nama kamu di blacklist 😂

Di dalam tram

Tidak ada komentar: