Rabu, 17 Desember 2014

Buang Air di Gunung (?)



Who doesnt love Sabanna ? Siapa yang gak mau guling-guling di padang rumput nan indah dan luas seperti foto foto di atas ? dan tentunya tanpa di bayang-bayangi kekhawatiran akan keberadaan 'ranjau' yang mematikan ?

Yak.. ranjau, bukan dalam makna yang sebenarnya. Ia masuk dalam kategori SAMPAH yang mengganggu keindahan pegunungan. Ranjau yang saya maksud adalah 'ranjau' darat yang teksturnya lengket jika masih baru dan kering kalau udah kelamaan dijemur >.< Ranjau ini merupakan hasil olahan akhir dari pabrik yang bernama manusia ! Sudah tau kan yang saya maksud? tak perlu saya deksripsikan lebih vulgar lagi kan?

Sungguh tidak berperikemanusiaan, orang-orang yang tega mengotori sabana indah ini dengan ranjau buatannya,, apalagi kalau lokasinya di jalur atau di sela-sela rumput dengan latar belakang pemandangan yang indah dan tak jauh dari jalur. Lebih parah, ranjau ini dibiarkan tergeletak tak berdaya tanpa dikubur dan ditutup tanah sedikit pun T_T (salah satu teman saya pernah kena jebakan ini).
Memang sih gak gampang menemukan tempat buang air yang ideal selama mendaki di gunung, apalagi untuk para pemula yang terbiasa hidup di kota dengan fasilitas toilet yang bersih. Tapi justru di gunung ini, menurut saya, keliatan aslinya seseorang, apakah dia orang nya bersih atau nggak. Kalau emang orang nya bersih, pasti dia gak akan tinggalin kotorannya gitu aja, baik itu kotoran dari perut sendiri atau tissu yang digunakan saat buang air

Oleh karena itu, demi menjaga kebersihan dan keindahan pegunungan, berdasarkan pengalaman empiris selama beberapa kali saya mendaki, ada baiknya saya bagi tips mana yang sebaiknya dilakukan dan tidak ketika buang air..
Dont :
  1. jangan buang air apalagi buang air besar di sepanjang Jalur Pendakian, kalaupun kebelet. Tolong melipir agak jauh dari jalur. Hargai pendaki lain di belakangmu agar ia tak menginjak kotoranmu
  2. jangan buang air di daerah atau stupa atau tugu peninggalan sejarah. Hargai warisan nenek moyang !
  3. (KHUSUS PARA LELAKI) Jangan simpan urine atau buang air di dalam botol plastik, lalu botolnya kamu buang gitu aja di atas gunung tanpa kamu bawa turun. Banyak banget saya ketemu yang beginian. Jorok. Ini ide praktis, tapi gila! coba bayangkan butuh berapa lama botol plastik terurai? Belum lagi dengan keberadaan urine di dalamnya. udah berubah warna jadi apa itu belasan tahun ke depan?
  4. Jangan buang bekas tissue di sekitar tempat buang air. Ini miris banget, beberapa tempat buang air ditandai dengan bekas tisu-tisu yang bertebaran di sekitarnya :( Tolong sebisa mungkin bawa kembali bekas tisu nya.
  5. jangan tinggalkan Kotoran mu begitu saja. Lebih baik gali lubang lalu timbun dengan tanah. Malu sama kucing !
Do :
  1. Cari tempat yang sekiranya aman dan tertutup. Di balik semak semak tinggi, jauh dari pandangan mata pendaki lain, bukan di areah perkemahan, bukan di jalur dan yang paling penting bukan di tempat yang berbahaya dan mengancam jiwa
  2. Bagi wanita yang rada ribet dan suka risih, demi alasan keselamatan dan kenyamanan bawa temen pas mau buang air, itung-itung gantian jagain. Buang air saat kondisi hampir gelap juga lebih nyaman :D
  3. Ingat! kalau mau buang air besar, bawa pisau atau kayu keras untuk gali lubang... lalu setelah terisi .. tutup lagi dengan tanah. Ini lebih beradab dibanding, pup lalu tinggalkan.
  4. kalau masih risih juga, usahakan gak usah pup di gunung, tahan sampai turun lagi. ini yang rada sengsara bagi penganut harus pup tiap hari, apalagi kalau long-track. hahaa. Saya sendiri juga belum pernah pup di gunung, ntah kenapa gak bisa aja. Kemaren long-track hari ke 4 baru bisa keluar, itupun pas udah di bawah.
Sekian tulisan berikut curahan hati saya kali ini, semoga kita makin peduli dengan kotoran kita sendiri.  Ingat. GUNUNG BUKAN TEMPAT SAMPAH.

Tidak ada komentar: